Profil Desa Gubug

Ketahui informasi secara rinci Desa Gubug mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Gubug

Tentang Kami

Profil Desa Gubug, Cepogo, Boyolali, jantung peternakan sapi perah di lereng Merapi. Mengupas tuntas potensi ekonomi susu, agrowisata, dan kehidupan masyarakat peternak yang menjadi tulang punggung `Kota Susu` Boyolali.

  • Sentra Utama Sapi Perah

    Desa Gubug merupakan salah satu pusat utama peternakan sapi perah di Kabupaten Boyolali, di mana hampir setiap keluarga menjadikan ternak sebagai penopang ekonomi utama dan pemasok susu segar berskala besar.

  • Agrowisata yang Berkembang

    Desa ini berhasil mengembangkan potensi pariwisata berbasis peternakan dan alam (agrowisata), dengan destinasi seperti Lembah Gunung Madu yang memadukan rekreasi dengan edukasi peternakan.

  • Tulang Punggung Ekonomi Lokal

    Perekonomian Desa Gubug secara dominan digerakkan oleh industri persusuan, mulai dari produksi susu segar, penjualan pakan, hingga pengolahan, yang menjadikannya pilar penting bagi julukan Boyolali sebagai "Kota Susu".

XM Broker

Desa Gubug, yang berlokasi di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, merupakan representasi sejati dari julukan Boyolali sebagai "Kota Susu". Di desa inilah, denyut kehidupan masyarakat berdetak seirama dengan ritme peternakan sapi perah yang telah menjadi tradisi dan tulang punggung ekonomi selama beberapa generasi. Terletak di lereng timur yang subur antara Gunung Merapi dan Merbabu, Gubug tidak hanya menjadi lumbung susu segar, tetapi juga mulai merintis jalan sebagai destinasi agrowisata yang potensial. Profil ini akan mengupas secara mendalam kondisi geografis, demografi masyarakat peternak, kekuatan ekonomi berbasis susu, serta inovasi pariwisata yang kini menjadi wajah baru Desa Gubug.

Geografi Subur di Jalur Strategis

Secara geografis, Desa Gubug menempati posisi yang sangat menguntungkan. Wilayahnya terhampar di lereng timur pegunungan Merapi-Merbabu, sebuah kawasan yang dianugerahi tanah vulkanik subur dan iklim sejuk yang ideal untuk pertanian dan peternakan. Desa ini secara administratif masuk dalam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada di jalur wisata strategis yang menghubungkan Solo-Selo-Borobudur (SSB), menjadikannya mudah diakses oleh pengunjung dan distributor hasil ternak.Luas wilayah Desa Gubug tercatat sekitar 3,48 kilometer persegi. Batas-batas administratif desa ini meliputi Desa Jelok di sebelah utara, Desa Mliwis di sebelah timur, Desa Candigatak di sebelah selatan dan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Selo di sebelah barat. Topografinya berupa perbukitan landai yang sebagian besar lahannya dimanfaatkan untuk ladang rumput pakan ternak dan permukiman warga. Ketersediaan sumber air yang melimpah dari mata air pegunungan menjadi faktor pendukung utama yang memungkinkan industri peternakan sapi perah berkembang pesat di wilayah ini.

Demografi Masyarakat Peternak

Berdasarkan data kependudukan, Desa Gubug dihuni oleh sekitar 4.150 jiwa. Dengan luas wilayah 3,48 km², maka kepadatan penduduk desa ini ialah sekitar 1.192 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan sebuah komunitas yang padat dan dinamis, dengan aktivitas ekonomi yang terpusat pada satu sektor utama. Mayoritas mutlak penduduk Desa Gubug berprofesi sebagai peternak sapi perah. Hampir setiap kepala keluarga memiliki dan mengelola kandang sapi di sekitar rumah mereka, mulai dari skala kecil beberapa ekor hingga skala menengah yang mencapai puluhan ekor.Kehidupan sosial masyarakat di sini sangat dipengaruhi oleh rutinitas beternak. Pagi buta dan sore hari ialah waktu tersibuk, di mana para peternak memerah susu, membersihkan kandang, dan mencari pakan. Keahlian beternak diwariskan secara turun-temurun, dari orang tua kepada anak-anaknya. Ikatan komunal sangat kuat, tercermin dari adanya kelompok-kelompok peternak dan koperasi susu yang menjadi wadah untuk berbagi informasi, mengatasi masalah bersama seperti penyakit ternak, dan memperkuat posisi tawar dalam penjualan susu.

Susu Sapi Perah: Nadi Perekonomian Desa

Perekonomian Desa Gubug secara fundamental digerakkan oleh industri susu sapi perah. Desa ini merupakan salah satu pemasok susu segar terbesar bagi Koperasi Unit Desa (KUD) dan industri pengolahan susu (IPS) di Boyolali dan sekitarnya. Setiap hari, puluhan ribu liter susu segar diproduksi dari kandang-kandang milik warga Gubug. Aliran pendapatan dari penjualan susu menjadi sumber penghidupan utama yang menopang kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan anak, hingga investasi masa depan.Rantai ekonomi yang terbentuk dari industri ini sangat luas. Selain peternak sebagai produsen utama, muncul pula usaha-usaha pendukung seperti penjual rumput gajah dan konsentrat pakan ternak, jasa transportasi pengangkut susu, serta warung-warung yang menyediakan kebutuhan para peternak. Meskipun sangat menjanjikan, sektor ini juga memiliki tantangan tersendiri. Fluktuasi harga susu di tingkat peternak, ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak, serta kebutuhan regenerasi peternak muda menjadi isu-isu yang terus dihadapi. Namun dengan pengalaman puluhan tahun, masyarakat Gubug telah menunjukkan resiliensi yang tinggi dalam menjaga keberlangsungan nadi perekonomian mereka.

Merintis Agrowisata Berbasis Peternakan

Menyadari potensi besar yang dimiliki, Desa Gubug tidak hanya berhenti sebagai desa produsen. Dalam beberapa tahun terakhir, desa ini mulai merintis pengembangan agrowisata yang berbasis pada keunggulan utamanya, yakni peternakan sapi perah. Inovasi ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah ekonomi dan memperkenalkan budaya peternakan kepada masyarakat luas. Salah satu pionir dan ikon agrowisata di desa ini ialah "Lembah Gunung Madu".Destinasi ini menawarkan konsep rekreasi keluarga yang memadukan keindahan alam lereng gunung dengan edukasi seputar dunia peternakan. Pengunjung dapat melihat langsung aktivitas peternakan, belajar proses pemerahan susu, dan bahkan mencoba memberi makan anak sapi. Selain itu, berbagai spot foto menarik, taman bermain, dan kafe yang menyajikan produk olahan susu segar seperti yogurt dan keju menjadi daya tarik tambahan. Keberhasilan inisiatif seperti ini membuka peluang bagi warga lain untuk mengembangkan usaha serupa, seperti paket wisata edukasi, homestay dengan pengalaman hidup sebagai peternak, serta penjualan langsung produk olahan susu skala rumahan. Pengembangan agrowisata ini menjadi langkah strategis bagi Desa Gubug untuk mendiversifikasi sumber pendapatan dan memperkuat citranya sebagai etalase peternakan modern di Boyolali.